Penciptaan Manusia
Penjelasan Penciptaan Manusia secara Biologis dalam Alquran
Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna bentuknya, seperti
yang difirmankan dalam Alquran,
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ
فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya” (At-Tin 4)
Imam al-Baghowi dalam kitab tafsirnya Ma’alimu at-Tanzil menerangkan
bahwa yang dimaksud dengan Ahsani taqwiim adalah Ahsani shuurotin yang artinya
sebaik-baik bentuk dan rupa. Taqwiim yang merupakan mashdar dari
qowwa-yuqowwimu-taqwiiman juga menurut penafsirannya ialah berdiri tegak.
Maksudnya Allah menciptakan manusia dengan tubuh yang berdiri tegak sedangkan
hewan-hewan kebanyakan diciptakan dengan merayap. Allah juga menciptakan
manusia yang makan menggunakan tangannya dan diberi keistimewaan berupa akal.
Dalam ranah biologi penciptaan manusia melalui berbagai tahap dan proses
yang terjadi di dalam rahim wanita. Ternyata Al-Quran juga sudah menjelaskan
tentang proses pembentukan manusia dimulai dari janin hingga menjadi bayi
dengan bentuk yang lengkap. Penjelasan tersebut tertera pada surat al-Mu’minun
[23]: 12-14:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ
نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا
الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا
ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ(14)
Artinya: Dan sungguh kami telah menciptakan manusia dari saripati (yang
berasal) dari tanah (12) Kemudian kami menjadikannya air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim) (13) Kemudian, air mani itu Kami jadikan
sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha
Suci Allah, Pencipta yang paling baik (14)
Dikutip dari kitab tafsir Tafsir al-Quran al-‘Adzhim yang dikarang oleh
Ibnu Katsir bahwa Allah menciptakan manusia pertama, yaitu Adam as. dari tanah.
Berikut tahapan pembentukan tubuh manusia :
1.
Nuthfah (air mani)
Ibnu Katsir menafsirkan kata nuthfah yang berarti air yang keluar dari
tulang punggung dan tulang dada perempuan yang kemudian diletakkan di rahim
perempuan.
2.
Segumpal darah
Setelah mani ditempatkan di rahim perempuan berubah menjadi ‘alaqoh.
Beliau menafsirkan kata ‘alaqoh dengan segumpal darah.
3.
Segumpal daging
Setelah menjadi darah maka mengeraslah menjadi segumpal daging namun
belum terbentuk.
4.
Tulang
Di sinilah mulai terbentuk anggota tubuh seperti kepala, tangan, dan
kaki bersama tulang dan otot-otonya.
Setelah terbentuk anggota tubuh beserta tulang-tulangnya dibungkuslah
dengan daging yaitu dijadikannya lebih kuat.
5.
Peniupan ruh
Proses terakhir dalam pembentukan tubuh manusia dalam rahim adalah
peniupan ruh. Setelah peniupan ruh teruslah ia tumbuh hingga organ-organ yang
sudah terbentuk memiliki fungsinya dan bergerak.
Peniupan ruh terjadi pada bulan keempat berdasarkan hadis yang
diriwayatkan Ibnu Abi Hatim bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Jika mani telah
(terbentuk) sempurna (menjadi janin) selama empat bulan maka
diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh pada tubuhnya.”
Tiga Tahap Penciptaan Manusia yang Termaktub dalam
Alquran
Semakin dalam kita mempelajari isi kandungan
Alquran, maka akan semakin jelas pertemuannya dengan ilmu pengetahuan (Sains).
Banyak penemuan-penemuan ilmiah pada abad-abad terakhir yang justru telah
disebutkan dalam Alquran. Padahal, kitab suci umat Islam ini turun ribuan tahun
sebelum dunia sains berkembang.
Hal demikian menjadi bukti bahwa Alquran bukanlah
ciptaaan atau karangan manusia. Melainkan turun langsung dari Yang Maha Kuasa
melalui manusia yang mulia, Nabi Muhammad SAW.
Pada khazanah kali ini, akan dibahas tentang proses penciptaan manusia dalam
tiga tahap sebagaimana tertera dalam Alquran surat Az Zumar ayat 6.
Dalam ayat tersebut, manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan.
خَلَقَكُمْ
مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ
الْأَنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ ۚ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ
خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ
لَهُ الْمُلْكُ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ
"Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan
daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang
berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah
Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?"
Kata
tiga kegelapan di atas merujuk pada tiga tahap pertumbuhan bayi di dalam rahim.
Hal itu sudah dibuktikan dengan adanya perkembangan sains. Ilmu Biologi modern
telah mengungkap bahwa pembentukan embrio dalam bayi terjadi dalam tiga daerah
yang berbeda dalam rahim ibu.
Alquran
menggunakan istilah 'kegelapan' karena memang proses penciptaan manusia dalam
perut ibu terjadi di dalam rahim yang gelap. Dalam buku basic human embryology
sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan
sebagai berikut:
Kehidupan
dalam rahim memiliki tiga tahapan yaitu, Pre-Embrionik, dua setengah minggu
pertama; embrionik, sampai akhir minggu edelapan ; dan Fetus atau janin, dari
minggu kedelapan sampai kelahiran. Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang
berbeda dari perkembangan bayi. Ringkasnya, ciri-ciri utama tahap perkembangan
tersebut adalah sebagai berikut:
Tahap
pertama, Pre-embrionik.
Zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel
yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang
semakin besar, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk
tiga lapisan.
Tahap
kedua, tahap Embrionik. Tahap
ini berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini disebut
"embrio". Pada tahap ini organ dan sistim tubuh bayi mulai terbentuk
dari lapisan-lapisan sel tersebut.
Tahap
ketiga, tahap Fetus.
Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga kelahiran. Pada tahap ini bayi
telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. Meskipun pada
awalnya memiliki panjang hanya 3 cm, kesemua organnya sudah jelas. Tahap ini
berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga
mingu kelahiran.
Dalam
ayat lainnya, Allah SWT juga menjelaskan tentang proses penciptaan manusia
secara runtut. Misalnya dalam QS. Al-Mu’minun : 12-14 :
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
ثُمَّ
جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
ثُمَّ
خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا
آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
(12) Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia
dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (13)Kemudian kami jadikan saripati
itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (14) Kemudian air
mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik.”
Ada beberapa fase tentang penciptaan manusia sebagaimana ayat di atas. Beberapa
diantaranya seperti, pertama, ‘Sulalah min
thin’ (saripati tanah).
Saripati
tanah yang dimaksud adalah suatu zat yang berasal dari bahan makanan (baik
tumbuhan maupun hewan) yang bersumber dari tanah, yang kemudian dicerna menjadi
darah, kemudian diproses hingga akhirnya menjadi sperma. Fase ini disebut juga
sebagai fase ‘turab’ (tanah). Sebagaimana terdapat dalam Quran Surat Al-Hajj :
5
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ
مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ وَنُقِرُّ فِي
الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا
ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ وَمِنْكُمْ مَنْ
يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا
ۚ وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ
وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu
yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”.
Kedua, ‘Nuthfah’ (air mani). Makna asal kata ‘nuthfah’
dalam bahasa Arab berarti setetes yang dapat membasahi. yang dimaksud dengan nuthfah adalah pancaran
mani yang menyembur dari alat kelamin pria yang mengandung sekitar dua ratus
juta benih manusia, tetapi yang berhasil bertemu dengan ovum wanita hanya satu.
Nuthfah yang satu ini dimaksud disini adalah sebuah sperma yang dijelaskan
dalam alquran adalah nuthfah… bentuknya
seperti kecebong bergerak mobile aktif…mencari ovum (sel telur) yang siap
ditembus oleh sperma (sel jantan yang bentuknya seperti kecebong tsb…
Ketiga, ‘Alaqah’ (segumpal darah). Alaqah diambil dari kata alaqa yang artinya sesuatu yang membeku,
tergantung atau berdempet. Sehingga dapat diartikan sebagai sesuatu yang
bergantung di diding rahim.
Keempat, ‘Mudghah’ (segumpal daging). Dalam ilmu
kedokteran, ketika sperma pria bergabung dengan sel telur wanita intisari bayi
yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai zigot dalam ilmu
biologi ini akan segera berkembangbiak dengan membelah diri hingga akhirnya
menjadi segumpal daging. Melalui hubungan ini zigot mampu mendapatkan zat-zat
penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhanya.
Kelima,
‘Idzam (tulang atau kerangka). Pada fase ini embrio mengalami perkembangan dari
bentuk sebelumnya yang hanya berupa segumpal daging hingga berbalut kerangka
atau tulang.
Keenam,
Kisa al-‘idzam bil-lahm (penutupan tulang dengan daging atau otot).
Pengungkapan fase ini dengan kisa yang berarti membungkus, dan lahm (daging)
diibaratkan pakaian yang membungkus tulang, selaras dengan kemajuan yang
dicapai embriologi yang menyatakan bahwa sel-sel tulang tercipta sebelum
sel-sel daging, dan bahwa tidak terdeteksi adanya satu sel daging sebelum
terlihat sel tulang.
Ketujuh, Insya (mewujudkan makhluk lain). Fase ini
mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang dianugerahkan kepada manusia yang
menjadikannya berbeda dengan makhluk-makhluk lain. Sesuatu itu adalah ruh
ciptaannya yang menjadikan manusia memiliki potensi yang sangat besar sehingga
dapat melanjutkan evolusinya hingga mencapai kesempurnaan makhluk.
Proses
Penciptaan Manusia menurut Islam
قُلْ
هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ
وَالْأَفْئِدَةَ ۖ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
“Katakanlah, ‘Dialah yang
menciptakan kalian dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi
kalian. (Tatapi) sedikit sekali kalian bersyukur” (QS. Al-Mulk: 23).
Ayat diatas adalah mengenai
bagaimana hakikat
penciptaan manusia, Allah menciptakan dan memberikannya anugerak
fisik dan hati nurani. Al-Quran mengatakan bahwa manusia adalah hasil ciptaan
Allah dan anugerah yang diberikan kepada manusia sangatlah banyak sekali.
Al-Quran sebagai kitab suci
umat islam tidak hanya berbicara mengenai petunjuk praktis dan prinsip
kehidupan umat manusia, namun berbicara juga mengenai proses penciptaan
manusia. Beberapa pandangan ilmuwan menyatakan bahwa manusia bukan berasal dari
penciptaan melainkan proses alamiah dan revolusi. Untuk itu, islam memiliki
kitab suci Al Quran untuk menjelaskan bagaimana proses penciptaan manusia mulai
dari hanya setitik air yang hina hingga berkembang secara kompleks.
Tahapan Penciptaan Manusia
Di dalam Al Quran proses
penciptaan manusia terjadi dengan dua tahapan yang berbeda. Tahapan pertama
adalah tahapan primordial dan tahapan kedua adalah tahapan biologi.
1.
Tahapan
Primordial
Tahapan Pertama adalah saat
manusia pertama diciptakan pertama kali dari saripati tanah dan diberikan ruh
hingga bentuk yang seindah-indahnya. Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat
berikut :
·
QS Al An’am
(6) : 2
·
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَىٰ أَجَلًا ۖ
وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ ۖ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ
Dialah Yang menciptakan
kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi
suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian
kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).
·
QS Shaad (38)
: 71
·
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا
مِنْ طِينٍ
(Ingatlah) ketika Tuhanmu
berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari
tanah.”
·
QS Al-Hijr
(15) : 28
·
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ
بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
Dan (ingatlah), ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan
seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk.
Di dalam ayat-ayat Al-Quran
tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari bahan dasar tanah
yang kemudian dengan kekuasaan dan hukum-hukumnya dibentuk rupa dan beragam
fungsi dari fisik yang ada dalam tubuh manusia. Hal ini tentunya dilakukan
Allah pada manusia pertama yaitu Nabi Adam SAW. Hingga setelah itu ada proses
penciptaan manusia berupa hukum biologis.
2.
Tahapan
Biologi
Tahapan biologi adalah
sunnatullah atau hukum Allah melalui proses biologis yang terdapat dalam fisik
atau tubuh manusia beserta segala perangkatnya. Proses biologi ini
membedakan hakikat manusia
menurut islam dengan makhluk lainnya yang tidak memiliki ruh
dan akal untuk mengambil keputusan saat dewasanya. Proses tersebut adalah
sebagai berikut :
·
Nuthfah (inti
sari tanah yang dijadikan air mani)
·
Rahim
(tersimpan dalam tempat yang kokoh)
·
Alaqah (darah
yang beku menggantung di rahim)
·
Mudgah
(Segumpal daging dan dibalut dengan tulang belulang)
·
Ditiupkan ruh
Proses Setetes Mani
dipancarkan
“Apakah manusia
mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang
dipancarkan?” (QS Al
Qiyamah:36-37)
Di dalam ayat tersebut
menunjukkan bahwa proses penciptaan manusia berawal dari air mani atau sperma
yang terpancar. Namun hanya setitik yang menjadi manusia. Sehingga Allah
memberikan nikmat hidup melalui proses tersebut.
Sebelum adanya proses
pembuahan dalam rahim wanita, ada kurang lebih 250 juta sperma terpancar dari
laki-laki pada satu waktu. Dari 250 juta sperma yang terpancar hanya ada satu
yang bisa bertemu dengan sel telur wanita atau ibu melalui saluran reproduksi
wanita .
الَّذِي
أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
ثُمَّ
جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ
“Dialah Yang menciptakan
segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah
liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina.” (QS
32:7-8).
Segumpal Darah Yang
Melekat di Rahim
خَلَقَ
الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
“Dia telah
menciptakan manusia dengan segumpal darah” (QS Al Alaq : 2)
Setelah melalui proses
selama 40 hari, maka terjadilah gumpalan darah yang ada di dalam rahim ibu.
Proses ini berawal dari sperma yang bertemu dengan sel telur, menjadi sel
tunggal yang dikenal sebagai zigot. Setelah munculnya zigot, ia akan berkembang
biak dengan membelah diri menjadi gumpalan daging.
Zigot melekat pada dinding
rahim seperti akar yang kokoh menancap di tanah. Zigot mampu mendapatkan
zat-zat penting dari tubuh sang ibu sebagai proses pertumbuhannya. Saat zigot
yang tumbuh ini ada dalam tubuh ibu maka Allah SWT menggunakan istilah alaqah
yang artinya sesuatu yang menempel pada suatu tempat. Secara harfiah digunakan
untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.
Pembungkusan Tulang
oleh Otot
ثُمَّ
خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا
آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik” (QS Al
Mu’minun:14)
Menurut para ahli
embriologi, tulang dan otot terbentuk secara bersamaan. Penelitian berbagai
ilmuan menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu sama persis sebagaimana
yang disampaikan di dalam Al Quran.
Pada awalnya jaringan
tulang rawan embrio mulai mengeras. Setelahnya, sel-sel otot yang terpilih di
jaringan sekitar tulang bergabung membungkus tulang-tulang ini.
Hikmah dari Proses
Penciptaan Manusia
إِنَّ
فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
الَّذِينَ
يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ
فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا
سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS Ali Imran : 190-191)
Dari ayat diatas dapat kita
pahami bahwa dibalik penciptaan langit dan bumi beserta segala isinya terdapat
tanda-tanda yang bisa menjadi ilmu pengetahuan jika dipahami oleh orang-orang
yang menggunakan akal. Untuk itu hikmah dari kita memahami penciptaan Allah
terutama terhadap penciptaan manusia sangat banyak sekali. Apalagi Allah memberikan
informasi bahwa memikirkan ciptaan Allah adalah saat duduk, berbaring, dan
berdiri.
Membaca kebesaran dan
kekuasaan Allah tidak hanya melalui ayat yang tertulis seperti dalam
Al-Quran. Keajaiban Al
Quran di dunia ada sangat banyak begitupun fungsi Al Quran
bagi umat manusia. Membaca alam semesta yang merupakan ayat tidak
tertulis dari Allah, sama dengan manfaat membaca
Al-Quran secara mendalam.
Berikut adalah hikmah yang
bisa kita ambil :
1.
Mengenal
Kebesaran dan Kekuasaan Allah
Mengenal kekuasan dan
kebesaran Allah pada hakikatnya tidak mungkin dilakukan atau dihayati jika kita
tidak pernah melihat ciptaannya atau hasil karya Yang Maha Agung tersebut. Di
alam ini ada sangat banyak tanda-tanda kekuasaan Allah mulai dari alam yang
sangat mikro dan sangat makro, yang tidak mungkin semua kita dapat jangkau.
Mengenal kebesaran dan
kekuasaan Allah juga semakin meningkatkan fungsi iman
kepada Allah dan mendapatkan manfaat beriman
kepada Allah SWT , ntuk menjaga diri kita dari kesyirikan dan
berpaling dari jalan Allah. Syirik dalam
islam adalah dosa yang tidak terampuni. Untuk itu, perlu
meningkatkan iman salah satunya dengan ilmu pengetahuan alam. Dengan ilmu
pengetahuan pula kita bisa mengenal sifat-sifat
Allah dan asmaul husna. Ada banyak manfaat asmaul
husna jika dibaca setiap saat, salah satunya senantiasa
mengingat dan membuat Allah selalu dalam hati.
Mencari tahu proses
penciptaan manusia dan konsep manusia
dalam islam dengan ilmu yang benar membuat kita semakin
mengenal dan menghayati kebesaran Allah. Tanpa menggunakan akal dan ilmu
pengetahuan yang benar, kekuasaan dan kebesaran Allah tidak akan mungkin
tergali secara mendalam. Sampai manusia meninggal dan habis pun populasinya
tidak akan pernah bisa mengenal seluruh ciptaan Allah Yang Maha Dahsyat
keseluruhannya.
Memahami sebagian saja
membuat kita kagum, apalagi mengetahui seluruhnya.
2.
Semakin
Tunduk Pada Allah
Manusia yang memahami
kebesaran dan kekuasaan Allah lewat proses penciptaan manusia, maka dia akan
mengenal betapa hebatnya Allah dengan segala hukum-hukumnya. Dengan begitu, ia
tidak akan mungkin bisa tunduk kepada selain Allah dan mau untuk melaksanakan fungsi agama,
mengimani rukun iman dan
menjalankan rukun islam.
Misalnya saja bagaimana
Allah menciptakan fungsi mata pada manusia. Jika digunakan ilmu pengetahuan
yang mendalam mengenai cara kerja mata dan bagaimana mata bekerja, maka akan
dirasakan bahwa sedikit saja bergeser posisi mata maka akan kehilangan penglihatan.
Begitupun contohnya dengan
air susu ibu. Bayi yang baru lahir akan senantiasa meminum air susu ibu yang
penuh gizi untuk kesehatan dan pertumbuhan bayi. Air susu adalah hasil dari
kerja hormon dan juga proses melahirkan yang telah dialami ibu. Andai kata
disadari manusia akan penuh syukur dan tidak akan mungkin mengingkari Allah.
Tanpa-Nya manusia akan lenyap, tidak bisa hidup, dan hilang keseimbangan dalam
kehidupan di muka bumi.
3.
Tidak Sombong
dan Angkuh
Dengan mengetahui proses
penciptaan manusia maka kita tidak akan mungkin bisa berlaku angkuh dan
sombong. Kita akan menyadari bahwa manusia tidak memiliki apapun dan tidak bisa
apapun jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah SWT. Tidak ada bandingannya
jika kita mau angkuh dan sombong karena manusia tidak memiliki apa-apa.
Semuanya adalah pemberian Allah dan kenikmatan yang Allah berikan.
Hidayah Allah
kepada manusia tidak akan bisa sampai pada manusia yang angkuh
dan sombong serta tidak mau mengevaluasi diri. Untuk itu, memahami proses
penciptaan manusia membuat diri kita tunduk, berserah, dan kembali menyadari
betapa kecilnya manusia. Sehingga nur (cahaya Allah) tidak luput dari kita
Sebagaimana firman Allah
dalam surat An-nur ayat 35
اللَّهُ
نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ
الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ
مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ
زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي
اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan
bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus,
yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu
seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan
minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya
(saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas
cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia
kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.
Komentar
Posting Komentar